Tari Saman sebagai Wujud Warisan Budaya yang Dimiliki Indonesa serta Telah Diakui UNESCO
Tari merupakan asset budaya yang paling beragam yang dimiliki Indonesia. Indonesia memiliki begitu banyak suku dan budaya sehingga banyak jenis tarian yang memiliki ciri khas masing-masing. Tarian-tarian ini ada yang merupakan budaya asli Indonesia yang berasal dari akulturasi jejak religius seperti Hinduisme, Buddhisme, dan Islam (arab) ada juga yang berasal dari pengaruh Cina, Eropa, dan budaya-budaya lainnya yang pernah berhubungan dengan Indonesia. Keunikan dari tiap tarian yang dimiliki tiap suku adalah pesona yang memberikan keindahan budaya Indonesia, sekaligus menjadi identitas bagi suatu daerah pendukung karya budaya tersebut. Salah satu kesenian tari yang dimiliki Indonesia dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan tak benda pada 2011 di Bali yaitu Tari Saman.
Menurut masyarakat, Tari Saman merupakan tari tradisional khas suku Gayo yang bertempat di Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh tenggara. Kata Saman sendiri diambil dari nama penciptanya yaitu seorang ulama asli Gayo Syekh Saman sekitar abad 14 Masehi. Tari saman awalnya hanya sebuah permainan rakyat yang bernama Pok Ane. Pada saat itu Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah oleh para ulama yang ditampilkan di acara tertentu karen iringan syair-syair yang digunakan berisikan pujian-pujian kepada Allah SWT. Formasi Tari Saman dilakukan dengan posisi duduk sama halnya dengan posisi duduk dalam shalat dan juga membentuk barisan lurus yang dipimpin oleh seorang syekh sebagai pemimpin pertunjukan.. Sebenarnya dari sejarah singkat diatas belum dapat disepakati penuh untuk dijadikan pegangan kuat sejarah Tari Saman itu sendiri. Akan tetapu, ada sesuatu yang kuat mendukung tari saman berasal dari masyarakat Gayo yaitu setiap kampung di daerah gayo pasti ada tari Saman.
Penampilan Tari Saman memiliki seberapa tahap yaitu : 1) Persalaman, dalam tahap ini diiringi lagu Regum sebagai mukadimah dari Tari Saman. 2) Uluni Lagu, ciri dari kegiatan ini menggunakan gerakan yang lembut dengan nyanyian yang tidak terlalu bervariasi. 3) Lagu-lagu, tahap ini menampilkan beragam lagu yang diiringi Jangin atau Syair dengan irama yang disesuaikan dengan irama tari. 4) penutup, lagu penutup itu Anakin lagu biasanya dilakukan dengan gerakan selang seling atau surang saring. Syair pada bagian ini biasanya bervariasi. Terdapat 5 macam nyanyian atau lagu yaitu Rengum, Dering, Redet, Syekh, dan Saur. Awalnya, Tari Saman hanya dilakukan oleh para lelaki yang berjumlah belasan hingga puluhan dan jumlahnya ganjil. Namun, pada perkembangannya tarian ini dilakukan oleh kaum perempuan.
Sampai saat ini banyak prestasi yang pernah diraih oleh Indonesia dengan Tari Saman dantaranya : Tari Saman mulai populer (di luar suku Gayo) pada tahun 1972 yaitu pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-2. Lalu Tari Saman dari Aceh Tenggara pertama sekali diundang ke Jakarta tahun 1974 saat peresmian Taman Mini Indonesia Indah. Berikutnya tahun (1975) tari Saman diundang kembali ke Jakarta dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-30 RI. Tahun 1977 tari Saman kembali menjadi wakil Aceh dalam Festival Tari Rakyat I di Jakarta dan tahun berikutnya (1978) menjadi wakil Aceh mengikuti Festival Jakarta. Sejak tahun 1974, tari Saman sudah dikenal luas di Jakarta dan juga pernah tampil di Istana Negara saat tamu negara datang yakni Presiden Ersyad dari Bangladesh dan Raja Husein dari Yordania (1986). Selain itu, Saman Pemda juga pernah mengikuti kegiatan KIAS ke-1 di Amerika (1990) dengan tampil di tiga negara bagian, dan KIAS ke-2 dengan tampil di delapan negara bagian. Tari Saman Pemda ini juga pernah diundang ke Spanyol acara Ekspo Kesenian sedunia, kemudian ke Malaysia, ke Australia, dan terakhir mereka diundang ke Jerman. Tari Saman juga selalu ikut dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) III tahun 1988, PKA IV tahun 2004, PKA V 2009, dan PKA VI tahun 2013. Tari saman menerima penghargaan sebagai “Absolute World Champion of Folklore 2014” dalam ajang “IV World Championship of Folklore 2014” di Bulgaria. Mahasiswa UI sebagai wakil dari Indonesia juga berhasil meraih prestasi di ajang kompetisi seni dan budaya di kancah dunia dengan perolehan Juara Grandprix (Juara Umum) atas pertunjukan Tarian Tradisional Saman di ajang The 7th World Championship of Folklore yang berlangsung pada 17 - 27 Agustus 2017 di Bulgaria. Tahun 2018 Tari Saman kembali membuat kagum penonton dalam negeri maupun luar negeri dalam acara Opening Ceremony Asean Games yang diadakan di Stadion Gelora Bung Karno.
Tari Saman telah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011. Dan kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga dengan kesenian yang kita miliki. Karena itu adalah warisan yang harus kita jaga dan lestarikan agar tidak punah. Diharapkan seluruh kalangan masyarakat Indonesia seperti penggiat seni kebudayaan, akademisi, maupun masyarakat umum bersama sama melestarikan Tari Saman baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh : Diah Indriati
Sumber : Ambarwati, Eka. Lusiyana Triyawati., dan Mawar Sari. 2018. Tari Saman Wujud Warisan dan Unsur Kekuatan Budaya Indonesia yang Mendunia. Prosiding SENASBASA. 1(3): 259-263