KESENIAN RAMPAK KENDANG JAWA BARAT
Oleh Khairunnisa Imtinan Dianti
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, setiap daerah memiliki ciri khas keragaman kebudayaan masing-masing. Bahkan UNESCO menilai Indonesia adalah negara super power kebudayaan. Sebagai contohnya ada di daerah Jawa Barat yang kaya akan ragam seni dan budayanya. Di antara banyaknya kesenian yang lahir di Jawa Barat, terdapat seni kreasi musik yang bernama ‘Rampak Kendang’. Kesenian rampak kendang pertama kali dipertunjukkan pada tahun 1978 oleh dua seniman Sunda yaitu Suwanda dan Dali di Bandung. Kesenian rampak kendang sangat populer dan menjadi berkembang pada tahun 1980 dan tahun 1990. Istilah rampak berasal dari bahasa Sunda yang artinya serempak atau bersama. Sedangkan kendang merupakan waditra (alat musik) dalam gamelan degung, dalam bahasa Jawa kendang disebut dengan gendang. Sehingga rampak kendang diartikan sebagai sebuah seni pertunjukkan rakyat yang dilakukan bersama-sama dengan menabuh beberapa kendang. Dalam kesenian Sunda peran kendang sangat penting dan dominan karena suaranya yang khas. Selain itu, kendang dipakai untuk pengiring tari-tarian maupun pencak silat.
Rampak kendang biasanya dimainkan oleh dua orang lebih dengan menggunakan kostum menarik yang sama dengan keahlian khusus dalam menabuh kendang. Masing-masing pemain memainkan kendang indung (besar) dan dua kendang kulanter (kecil), berada di barisan paling depan. Selain itu ada pengrawit atau pemain karawitan (gamelan) berada di belakang atau di samping pemain gendang dengan menggunakan busana takwa lengkap dengan kain sinjang dan udeng (ikat kepala). Saat pertunjukkan berlangsung, para pemain menempati posisi masing-masing di depan alat musik kendang yang digunakannya. Setelah itu diberikan aba-aba gending dari para pengrawit gamelan yang akan memulai aksi pemain kendang agar bisa memainkan komposisi lagu tetabuhan secara bersamaan atau bergantian dengan menggerakan tangan, kepala, serta badannya sambil tetap sesekali memainkan kendang menghasilkan alunan musik yang penuh energik dengan gerakan yang menghentak dengan memiliki keselarasan dan kekompakannya. Bahkan tidak jarang para pemain kendang berteriak atau diam secara tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan.
Pertunjukkan rampak kendang mulanya dibawakan oleh laki-laki yang memiliki keahlian khusus dalam menabuh kendang. Dengan berkembangnya zaman, rampak kendang sekarang dibawakan oleh perempuan dan menjadi ciri khas, sebab untuk memukul kendang sambil menampilkan gerakan yang atraktif dan dinamis, tentunya membutuhkan energi yang kuat serta keseimbangan dan kekompakkan para pemain kendang. Tidak lupa juga senggakan-senggakan yang menjadi ciri khas Sunda ditampilkan pada saat memainkan rampak kendang. Dalam mengatur nafas dan kekuatan memukul menjadi tantangan terbesarnya. Rampak kendang erat kaitannya dengan bunyi tetabuhan yang muncul sebelumnya, yakni Kendang Pencak. Kendang pencak terdiri dari dua bagian yang saling mengisi, kedua kendang tersebut menciptakan bunyi yang berbeda untuk menghasilkan harmoni. Kendang pencak menjadi sumber inspirasi bagi kelahiran rampak kendang, pukulan tepak kendang tari Jaipong yang dijadikan pola tabuhan pokoknya. Kesenian ini tercipta sebagai karya seni kreasi baru yang lahir bersamaan dengan seni tari Jaipongan. Adanya pengalaman estetis dan inovatif dari berbagai macam proses yang terjadi dapat membentuk terciptanya sebuah seni rampak kendang yang hingga saat ini terus berkembang.
Pertunjukkan rampak kendang biasanya digelar untuk mengisi berbagai acara kebudayaan atau resepsi, baik di dalam ruangan maupun di panggung khusus. Lamanya pertunjukkan biasanya bergantung pada alokasi waktu yang diberikan kepada para pemain kendang, biasanya antara 3 sampai 15 menit. Walaupun sifatnya hiburan, kesenian rampak kendang juga memiliki nilai-nilai filosofis yang mencerminkan masyarakat Sunda yang harmonis dengan berlandaskan gotong-royong antar sesama manusia dan memiliki sifat ceria.
Dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat, tentunya kesenian tradisional seperti rampak kendang harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Selain kendang sebagai alat musik utama yang digunakan dalam rampak kendang. Ada juga alat musik lain seperti rebab, gitar dan alat gamelan lainnya yang ketika dipadukan akan mebentuk suatu irama yang energik dan penuh semangat. Rampak kendang dikemas secara menarik dan sering dikolaborasikan dengan kesenian lainnya seperti gamelan Jawa dan alat musik modern seperti drum set, piano dan gitar. Agar bisa dinikmati oleh semua penikmat seni yang ada di Indonesia juga mancanegara. Sudah sewajarnya sebagai warga negara kita wajib berbangga dengan budaya Indonesia yang beraneka ragam dari berbagai suku di penjuru tanah air Indonesia. Kita harus berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sebagai identitas bangsa Indonesia.
Sumber:
Anonim. 2019. Wikipedia Indonesia.www.wikipedia.org/wiki/Rampak_Kendang. Diakses tanggal 3/11/2020.
Saepudin, Asep. 2013. Konsep dan Metode Garap dalam Penciptaan Tepak Kendang Jaipongan. Jurnal Seni dan Budaya Panggung. 23(1): 1-108.
Siswantari, Heni. 2018. Rampak Kendang Patimuan Cilacap Sebagai Wujud Difusi Kesenian Jawa Barat. Jurnal Kajian Seni. 4(2): 103-113.