Kabumi (Keluarga Besar Bumi Siliwangi) Universitas Pendidikan Indonesia menampilkan kembali performancenya dalam acara Internasional Conference on Teacher Education yang diselenggaran oleh Association of Southeast Asian Teacher Education Network (AsTen) dengan tema acara “Towards Developing Standard of ASEAN Teacher Education”. Acara ini diselenggarakan 28-29 Juli 2015 di gedung Ahmad Sanusi UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.klik disini
Mewakili salah satu dari sekian banyak kesenian nusantara, musik angklung telah menjadi kebanggaan rakyat Indonesia pada umumnya dan terlebih bagi warga Jawa Barat. Jiwa kebersamaan, persatuan, kekompakan yang terdapat dalam angklung merupakan representasi jiwa luhur bangsa Indonesia. Dengan sekian banyak keunikan yang dimilikinya, angklung mampu memadukan warna keindahan musik dalam kokohnya jiwa persatuan secara universal di semua kalangan. Suatu kebanggaan bahwa angklung mampu mewarnai persahabatan antar negara. Dengan dasar itulah Daeng Soetigna memperjuangkan instrumen angklung hingga akhir hayatnya, yang bercita-cita tidak lagi terbatas pada “memasyarakatkan angklung”, tetapi juga “menduniakan angklung”.
Namun dalam perjalanan sejarahnya angklung sempat di klaim sebagai warisan budaya Negara lain. Segala upaya telah diupayakan oleh pemerintah, agar angklung dipatenkan menjadi warisan budaya Indonesia. Alhamdulillah pada Agustus 2009, Angklung Indonesia sudah diajukan ke UNESCO untuk dinominasikan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (Intangible cultural heritage/ ICH) Indonesia oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Negeri, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dan pada tanggal 18 November 2010, angklung telah diresmikan sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia atau “World Intangible Heritage” oleh UNESCO.
Sejalan dengan hal tersebut, KABUMI sebagai salah satu organisasi kesenian mahasiswa yang bergerak dalam bidang angklung berinisiatif untuk menghimpun sekolah-sekolah yang ada di Bandung pada khususnya dan seluruh tim angklung pada umumnnya untuk ikut terlibat dalam acara yang bertajuk “Angklung’s Day” dalam rangka merayakan dan memperingati angklung sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Mewakili salah satu dari sekian banyak kesenian nusantara, musik angklung telah menjadi kebanggaan rakyat Indonesia pada umumnya dan terlebih bagi warga Jawa Barat. Jiwa kebersamaan, persatuan, kekompakan yang terdapat dalam angklung merupakan representasi jiwa luhur bangsa Indonesia. Dengan sekian banyak keunikan yang dimilikinya, angklung mampu memadukan warna keindahan musik dalam kokohnya jiwa persatuan secara universal di semua kalangan. Suatu kebanggaan bahwa angklung mampu mewarnai persahabatan antar negara. Dengan dasar itulah Daeng Soetigna memperjuangkan instrumen angklung hingga akhir hayatnya, yang bercita-cita tidak lagi terbatas pada “memasyarakatkan angklung”, tetapi juga “menduniakan angklung”.
Namun dalam perjalanan sejarahnya angklung sempat di klaim sebagai warisan budaya Negara lain. Segala upaya telah diupayakan oleh pemerintah, agar angklung dipatenkan menjadi warisan budaya Indonesia. Alhamdulillah pada Agustus 2009, Angklung Indonesia sudah diajukan ke UNESCO untuk dinominasikan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (Intangible cultural heritage/ ICH) Indonesia oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Negeri, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Dan pada tanggal 18 November 2010, angklung telah diresmikan sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia atau “World Intangible Heritage” oleh UNESCO.
Sejalan dengan hal tersebut, KABUMI sebagai salah satu organisasi kesenian mahasiswa yang bergerak dalam bidang angklung berinisiatif untuk menghimpun sekolah-sekolah yang ada di Bandung pada khususnya dan seluruh tim angklung pada umumnnya untuk ikut terlibat dalam acara yang bertajuk “Angklung’s Day” dalam rangka merayakan dan memperingati angklung sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Peringatan Hari dikukuhkannya Angklung sebagai Warisan budaya tak benda “World Intangible Heritage” oleh Unesco yang ke lima kalinya ini akan digelar pada 16 November 2014. Ayo daftarkan tim favoritmu untuk ikut berpartisipasi dalam memperingati Angklung’s Day 2014
Pada kali ini, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) diseluruh UPI kembali mendapat kesempatan untuk promo kegiatan masing-masing UKM didepan seluruh mahasiswa baru UPI angkatan 2014 pada tanggal 27 - 28 Agustus 2014.
Pada kegiatan mokaku UPI 2014, Kabumi menampilkan angklung dengan lagu medley Titanium dan Oplosan tapi sayang karena ada masalah teknis Kabumi hanya menampilkan setengah lagu (waktu penampilan dibatasi hanya 7 menit).
Penampilan Kabumi yang setengah justru membuat mahasiswa baru semakin penasaran dan pemain tidak puas. akhirnya Kabumi bermain di luar Gymnasium (walaupun tanpa sound-red) dan mendapat sambutan luar biasa dari rekan UKM lainnya dan mahasiswa baru yang sedang melihat stand expo UKM.
Dengan diiringi oleh angklung, rekan-rekan UKM dan beberapa panitia joget bersama, suasana keakraban dan kebersamaan sangat terasa.
Selain dimeriahkan oleh penampilan angklung dan tari rampai aceh, promo Kabumi dimeriahkan oleh partisipasi rekan-rekan Anggota Kabumi yang dinobatkan sebagai duta pariwisata (Mojang dan Jajaka) dari Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Bogor, Kab. Sukabumi dan, Kab. Kuningan.
Semoga dengan adanya kegiatan promo ini, Kabumi UPI masih menjadi peringkat teratas UKM yang diminati oleh mahasiswa baru UPI 2014.
Kami menunggu rekan-rekan mahasiswa baru dan lama untuk bergabung bersama KABUMI UPI melestarikan dan memperkenalkan seni budaya Indonesia ke seluruh dunia di Sekretariat KABUMI UPI.
Kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) Kelurahan KABUMI Masa Bakti 2013-2014 telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juni 2014 bertempat di Sekretariat KABUMI UPI. Kegiatan berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh angkatan KABUMI dari yang paling muda (angkatan 28) sampai yang paling awal (angkatan 1).
Mubes KABUMI ini melahirkan beberapa keputusan baru mengenai pedoman kerja kelurahan KABUMI untuk masa bakti 2014-2015. Dengan terpilihnya lurah baru KABUMI, Andika Hidayatulloh, yang menggantikan lurah sebelumnya yaitu Agung Setiana, ini menandakan berakhir pula lah masa bakti kelurahan KABUMI untuk periode 2013-2014.
Dengan kegiatan Mubes ini diharapkan KABUMI semakin berkembang dan menghasilkan kader-kader baru yang tetap akan terus membawa nama besar KABUMI sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa UPI dan kelompok kesenian yang eksis dan tetap terus berkarya.
Untuk kesekian kalinya KABUMI berpartisipasi dalam event di luar negeri. Setelah beberapa waktu lalu, KABUMI mengutus perwakilan anggotanya untuk berkesenian di Thailand dan Jepang, kemudian pada tanggal 12 Desember 2013 lalu KABUMI berkolaborasi dengan Tim Kesenian Angklung STBA berangkat ke Singapore untuk menjadi performer dalam konser musik bertajuk “Love Across The Ocean”. Acara ini merupakan konser musik kolaborasi antara Marsiling Chinesse Orchestra dengan Youth Angklung Orchestra Indonesia yang didalamnya merupakan gabungan antara KABUMI dengan Tim Angklung STBA.